Pemerolehan Bahasa
METODE
PENGAJARAN TATA BAHASA DAN TERJEMAHAN
(GRAMMAR TRANSLATION METHOD)
DAN
METODE
PENGAJARAN LANGSUNG
(DIRECT METHOD)
A. PENDAHULUAN
Pembelajaran diartikan sebagai proses antara
guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Pembelajaran adalah
penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah
keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi. Selain itu pengajaran
yang tersirat dalam definisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
menunjukkan atau membantu seseorang (siswa) mempelajari cara melakukan sesuatu,
memberi instruksi, memandu dalam pengkajian sesuatu, menyiapkan pengetahuan,
menjadikan tahu atau paham (H. Douglas Brown, 2007: 8).
Pengajaran tidak bisa didefinisikan secara
terpisah dari pembelajaran. Pengajaran adalah memandu dan memfasilitasi
pembelajaran, memungkinkan pembelajar untuk belajar, menetapkan kondisi-kondisi
pembelajaran. Proses pembelajaran dalam kegiatannya meliputi aktifitas mengajar
dan belajar. Pelaksana kegiatan tersebut adalah guru dan siswa. Aktifitas
mengajar dan belajar berjalan dalam sebuah proses interaksi di dalam dan/atau
diluar kelas yang saling terkait satu dengan lainnya.
Kemampuan dan keterampilan bahasa akan dapat
dimiliki oleh siswa, jika dalam proses pembelajarannya, guru menggunakan
berbagai metode pembelajaran. Dikarenakan terdapat banyak metode pembelajaran
bahasa, maka makalah ini hanya akan memaparkan dua macam metode pembelajaran
bahasa yang sampai saat ini masih populer dipergunakan dalam pembelajaran
bahasa yaitu: Metode Pengajaran Tata
Bahasa dan Terjemahan (Grammar
Translation Method) dan Metode Pengajaran Langsung (Direct Method).
B. LANDASAN
TEORI
C. PEMBAHASAN
A.
METODE PENGAJARAN TATA BAHASA DAN TERJEMAHAN (GRAMMAR TRANSLATION METHOD)
1.
Pengertian
Metode tatabahasa dan terjemahan merupakan metode yang
diwarisi dari pola-pola pengajaran bahasa latin. Metode ini menekankan pada
bagaimana membuat siswa menguasai aturan-aturan tata bahasa dan kosa kata
dengan memberikan daftar kosakata dan artinya kepada siswa untuk digunakan dalam
membaca teks tertulis dalam pelajaran. Aturan-aturan tata bahasa ini dipelajari
secara deduktif (diberikan penjelasan dulu tentang maknanya baru kemudian
diterapkan dalam praktek membaca/menulis). Para siswa menerjemahkan
wacana-wacana dari bahasa target kebahasa pertama yang sudah ia kuasai dan
sebaliknya (Ghazali 2010 melalui Gunawan Putut).
Dengan
demikian metode tata bahasa dan terjemahan adalah metode yang digunakan untuk
memahami aturan-aturan tata bahasa dan kosakata dalam pemerolehan bahasa kedua
dengan bantuan bahasa pertama yang telah dikuasai.
2.
Tujuan
Pada dasarnya metode ini mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1.
Telaah sastra bahasa kedua.
2.
Pengembangan ketrampilan menganalisis melalui telaah tata bahasa.
3.
Karakteristik
Berikut
karakter-karakter utama metode tata bahasa dan terjemahan menurut Prator dan
Celce-Murcia (1979) melalui Brown, 2007: 17 adalah sebagai berikut :
a.
Kelas-kelas diajar dalam bahasa ibu; sedikit penggunaan
bahasa kedua.
b.
Kebanyakan kosakata diajarkan dalam bentuk daftar
kata-kata terpisah.
c.
Menjelaskan secara rinci kepelikan tata bahasa.
d.
Membaca teks-teks klasik sulit sudah dimulai sejak
dini.
e.
Teks-teks dipakai sebagai latihan dalam analisis tata
bahasa.
f.
Latihan berkala dalam penerjemahan dari bahasa ibu ke
bahasa kedua.
Dengan
demikian dapat dipaparkan cici-ciri utama yang tercakup dalam metode tata
bahasa dan terjemahan menurut Tarigan (1988)
melalui Gunawan Putut, adalah sebagai berikut :
a.
Siswa mempelajari kaidah-kaidah
tata bahasa dan daftar kosakata yang diarahkan pada bacaan pelajaran yang
bersangkutan.
b. Siswa
diberikan penjelasan tentang aturan-aturan dalam latihan penerjemahan yang
merupakan kelanjutan penjelasan tata bahasa.
c. Pemahaman
terhadap kaidah-kaidah dan bacaan-bacaan diuji melalui terjemahan dari bahasa
sasaran ke bahasa asli dan sebaliknya.
d. Bahasa
asli (bahasa ibu) dan bahasa sasaran terus menerus dibandingkan
e. Sangat
sedikit kesempatan bagi kegiatan praktek atau latihan menyimak dan berbicara.
4.
Langkah Pengajaran
Menurut Krashen (1982) metode terjemahan dan tata bahasa
terdiri dari aktivitas berikut :
a.
Penjelasan aturan tata bahasa dengan contoh kalimat.
b.
Pemberian daftar kosakata dalam 2 bahasa (bahasa ibu
dan bahasa kedua).
c.
Bahan bacaan, yang menekankan pada aturan tata bahasa
dan kosakata.
d.
Soal-soal latihan dirancang untuk latihan pada tata
bahasa dan kosakata.
5.
Kelebihan dan Kekurangan
Metode ini memilki beberapa keunggulan oleh
Tarigan melalui Gunawan Putut, antara lain:
1). Kelas-kelas besar dapat diajar;
2). Guru yang tidak fasih dapat dipakai;
3). Cocok bagi semua tingkat linguistik.
Sementara kelemahan metode TTB ini antara lain:
1). Secara linguistic dibutuhkan guru yang
terlatih;
2). Kebanyakan pokok bahasan (subjek
matter) tidak mengenai orang tertentu, dan terpisah serta terpencil dari yang
lain;
3). Tidak sesuai bagi orang yang tuna-aksara.
B.
METODE PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT METHOD)
1.
Pengertian
Metode pengajaran
langsung (direct
method) dikembangkan oleh Berlitz, seorang ahli dalam pengajaran
bahasa, di Jerman menjelang abad ke-19. Faktor pendorong kemunculannya dilatarbelakangi oleh penolakan
atau ketidakpuasan terhadap metode pengajaran tatabahasa dan terjemahan. Pada saat
itu memang metode pengajaran tata bahasa dan terjemahan merupakan metode pengajaran bahasa kedua dan asing
yang popular. Metode pengajaran langsung (direct method) merupakan salah satu
metode pengajaran yang umumnya dipakai dalam sebuah pembelajaran bahasa kedua,
di mana seluruh konstituen yang terlibat (pengajar dan pelajar), dalam proses
pembelajaran bahasa kedua tersebut menahan diri untuk tidak menggunakan bahasa
asli selain bahasa kedua yang diajarkan, sebagai contoh: pembelajaran bahasa
Inggris bagi pelajar orang Indonesia. Di dalam proses pembelajaran bahasa
Inggris tersebut baik pengajar (guru atau dosen) maupun pelajar menggunakan
bahasa Inggris bukan bahasa Indonesia.
Guru mengajar
tata bahasa secara induktif, siswa mencoba menebak aturan bahasa dengan contoh
yang diberikan. Guru banyak berinteraksi dengan siswa, meminta mereka
pertanyaan tentang topik yang relevan dan mencoba untuk menggunakan struktur
gramatikal sehari-hari dalam percakapan (Stephen D Krashen, 1982: 135).
2.
Konsep Dasar
Metode pengajaran
langsung berasumsi bahwa belajar bahasa asing sama
dengan belajar bahasa ibu, yakni penggunaan bahasa secara langsung dan intensif
dalam berkomunikasi. Para pelajar,
menurut metode ini, belajar bahasa asing dengan cara menyimak dan berbicara,
sedang membaca dan mengarang dapat dikembangkan kemudian, sebab inti bahasa
adalah menyimak dan berbicara. Oleh karena itu mereka harus
dibiasakan berpikir dengan bahasa asing. Maka untuk mencapai ini semua
penggunaan bahasa ibu dan bahasa kedua ditiadakan sama sekali. Bahkan unsur
tata bahasa ini tidak terlalu diperhatikan.
Sebab tekanan intinya adalah “bagaimana agar pelajar
pandai menggunakan bahasa asing yang
dipelajari, bukan pandai tentang bahasa asing yang dipelajari”. Tata bahasa
hanya diberikan melalui situasi (kontekstual) dan dilakukan secara lisan, bukan dengan
cara menghafalkan kaidah-kaidah (Stephen D
Krashen, 1982: 137).
3.
Karakteristik
Karakteristik metode pengajaran langsung
adalah sebagai berikut:
a.
Pengajaran
dilakukan secara induktif
Pelajar
mengetahui aturan melalui penyajian bentuk linguistik yang memadai dalam bahasa
target.
b.
Bahasa asli tidak
diperkenankan untuk dipakai.
c.
Terdapat asosiasi
langsung antara kata-kata, kalimat-kalimat, dengan makna yang dimaksud melalui peragaan/demonstrasi, gerakan, mimik muka, gambar,
bahkan alam nyata. Atas dasar ini proses belajar dapat dilakukan baik didalam
kelas maupun diluar kelas.
d.
Untuk memantapkan
pelajar dalam menguasai bahasa asing yang dipelajari, pengajar memberikan
latihan berulang-ulang dengan contoh dan hapalan.
e.
Sentralitas pada
bahasa lisan termasuk pengucapannya.
f.
Kesalahan yang
terjadi diperbaiki pada saat pembelajaran.
4.
Prinsip
Premis dasar metode Berlitz menyatakan bahwa
pembelajaran bahasa kedua haruslah lebih menyerupai pembelajaran bahasa
pertama: banyak interaksi lisan aktif, penggunaan spontan bahasa, tanpa
penerjemahan antara bahasa pertama dan kedua, dan sedikit atau sama sekali
tanpa analisis kaidah grammatikal. Richards dan Rodgers (2001) melalui H.
Douglas Brown, 2007: 54, mengemukakan prinsip-prinsip dalam metode pengajaran
langsung, meliputi:
a.
Instruksi di
kelas diberikan hanya dalam bahasa yang diajarkan.
b.
Hanya kosakata
dan kalimat sehari-hari yang diajarkan.
c.
Keterampilan
komunikasi lisan dibangun bertahap melalui tanya jawab antara guru dan siswa
dalam kelas kecil dan intensif.
d.
Tata bahasa
diajarkan sambil jalan.
e.
Poin-poin pengajaran baru diperkenalkan secara
lisan.
f.
Kosakata konkret
diajarkan melalui peragaan, objek, dan gambar; kosakata abstrak diajarkan
melalui asosiasi gagasan.
g.
Pengucapan dan
tata bahasa yang tepat ditekankan.
5.
Tujuan
Pembelajaran dengan menggunakan Metode
Pengajaran Langsung (direct method)
bertujuan untuk:
a.
Mengembangkan
bahasa sesuai dengan situasi terkini atau aktual.
b.
Meningkatkan
keterampilan bahasa lisan dalam bahasa sasaran.
c.
Meningkatkan
kemampuan penguasaan kosakat dan kalimat dalam wacana sederhana
d.
Meningkatkan
keterampilan berkomunikasi melalui tanya jawab atau dialog sederhana secara
intensif.
e.
Memfasilitasi
dalam pengembangan pada aspek berbicara dan menyimak.
6.
Langkah
Pengajaran
Prosedur pembelajaran dengan metode pengajaran
ini melibatkan penyajian dalam kelas melalui suatu “teks” yang dilakukan oleh
guru. Adapun langkah-langkah penyajiannya meliputi:
a.
Pelajaran dimulai
dengan dialog atau humor dalam bahasa target, dan gaya bahasa yang digunakan
adalah gaya bahasa informal.
b.
Materi mula-mula
disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi,
atau gambar-gambar.
c.
Tanya jawab dalam
bahasa target berdasarkan dialog atau humor.
d.
Tata bahasa
diajarkan secara induktif yakni memberikan contoh-contoh yang merangsang pikiran
pelajar untuk mengambil kesimpulan sendiri.
e.
Kata-kata
digunakan dalam percakapan dan imbuhan pada pertemuan lainnya.
f.
Para pelajar yang
sudah maju diberi bahan bacaan untuk pemahaman tidak untuk dianalisis secara
struktural atau secara sistematis.
g.
Pengenalan budaya
yang relevan pada aspek bahasa target secara induktif juga.
7.
Kelebihan dan
Kelemahan Metode Pengajaran Langsung
a.
Kelebihan
1.
Dengan kedisiplinan
mendengarkan dan menggunakan pola-pola dialog secara teratur para pelajar bisa
terampil dalam menyimak dan berbicara, sebab prioritas utama memang menyimak
dan berbicara.
2.
Dengan banyaknya
peragaan/demonstrasi, gerakan, penggunaan gambar, bahkan belajar di alam nyata
para pelajar bisa mengetahui bayak kosa kata.
3.
Dengan banyak latihan
pengucapan secara ketat dalam bimbingan guru para pelajar bisa memiliki lafal
yang relatif lebih mendekati penutur asli.
4.
Para pelajar banyak mendapat latihan dalam bercakap-cakap,
khususnya mengenai topik-topik lain.
5.
Terjadi banyak
interaksi antara guru dan siswa.
6.
Siswa lagsung
mengerti kesalahan yang dibuat karena langsung diperbaiki.
7.
Pengajaran bahasa
kedua lebih intensif karena metode pengajaran langsung diterapkan dalam kelas
kecil.
b.
Kelemahan
1.
Metode ini tidak
berjalan mulus bagi sekolah-sekolah publik, dikarenakan oleh hambatan anggaran,
ukuran ruang kelas, waktu, dan latar belakang guru.
2.
Metode ini lemah
fondasi teoritisnya sehingga jika terdapat keberhasilan yang ditunjuk berperan
adalah keterampilan umum dan kepribadian guru, bukan metodologinya.
3.
Metode ini tidak
cocok diterapkan pada kelas besar.
4.
Metode ini
mengharuskan guru memiliki kemampuan berbicara, pengetahuan, dan kemahiran
dalam menyajikan materi.
5.
Kesalahan
penafsiran dalam bahasa kedua bisa terjadi.
PENUTUP
Metode Pengajaran Tata Bahasa dan Terjemahan (Grammar Translation Method)
menitikberatkan pada keterampilan menulis dan membaca serta pemahaman
kaidah-kaidah tata bahasa yang dibuktikan melalui proses terjemahan.
Sedangkan Metode Pengajaran Langsung (Direct Method) dirancang secara khusu
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkenaan dengan pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajari selangkah demi selangkah. Metode ini menitikberatkan pada
keterampilan menyimak dan berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Brown,
Douglas., H. 2007. Prinsip Pembelajaran
dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). Pearson Education, Inc: California.
Gunawan,
Putut. Jumat 10 Februari 2012. Beberapa Metode Pengajaran Bahasa.
http://puthutg.blockspot.com/2012/02/makalah-beberapa-metode-pengajaran.html.
(Diunduh tanggal, 21 Oktober 2012).
Krasen,
Stephen., D. 1987. Principles and
Practice in Second Language Acquisition. Pergamon Press, Inc: California.
Komentar
Posting Komentar